Peer Group Kelompok teman sebaya

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Kelompok Teman Sebaya Peer Group


Pengertian Peer group

Kelompok teman sebaya (peer group) sebagai lingkungan sosial bagi remaja (siswa) mempunyai peranan yang cukup penting bagi perkembangan kepribadiannya (remaja). Peranannya itu semakin penting, terutama pada saat terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat pada beberapa dekade terakhir ini (Yusuf, 2002)  yaitu :
a. Perubahan struktur keluarga, dari keluarga besar ke keluarga kecil
b. Kesenjangan antara generasi tua dan generasi muda
c. Ekspansi jaringan komunikasi di antara kawula muda
d. Panjangnya masa atau penundaan memasuki masyarakat orang dewasa

Peer group perkembangan remaja

Aspek perkembangan remaja yang berkembang secara menonjol dalam pengalamannya bergaul dengan teman sebaya (peer group) (Yusuf, 2002):
a. Social cognition: kemampuan untuk memikirkan tentang pikiran, perasaan, motif dan tingkah laku     dirinya dan orang lain. Kemampuannya memahami orang lain, memungkinkan remaja lebih
    mampu menjalin hubungan sosial yang lebih baik dengan teman sebayanya (peer group).
b. Konformitas: motif untuk menjadi sama, sesuai, seragam, dengan nilai-nilai, kebiasaan, kegemaran     (hobi), atau budaya teman sebayanya (peer group).

Fakta-fakta tentang Kelompok Teman Sebaya :

Guzman dan Maria (2007) menyebutkan fakta-fakta tentang kelompok teman sebaya, yaitu:
a. Remaja sering memiliki beberapa lapisan dan kelompok teman sebaya.

Tidak seperti di masa kanak-kanak, kelompok teman sebaya  biasanya berarti dua atau lebih teman dekat, remaja sering memiliki beberapa teman-teman dan meliki beberapa kelompok. Mereka mungkin memiliki hubungan intim dan dekat dengan satu atau beberapa individu, dan mungkin juga termasuk satu atau lebih 'geng' atau kelompok teman-teman yang memiliki demografi yang sama (jenis kelamin, ras, status sosial ekonomi), orientasi terhadap sekolah, dan kepentingan lainnya.

b. Kelompok teman sebaya yang dinamis.

Ini berarti bahwa kelompok teman sebaya dapat berubah. Sebagai contoh, sementara remaja dapat memiliki kelompok teman sebaya yang bersifat jangka panjang, mereka sering bergerak dari satu kelompok ke yang lain, dan mereka mungkin mengembangkan persahabatan baru dan kehilangan orang lain.

c. Kelompok teman sebaya cenderung memilih orang-orang yang mirip dengan diri mereka.

Apakah itu jenis kelamin, usia, status sosial ekonomi, etnis, atau kepentingan, remaja cenderung tertarik pada mereka yang lebih mirip dengan mereka.

d. Kelompok teman sebaya bisa menjadi tempat yang sehat dan positif untuk pembentukan remaja.

Persahabatan rekan bisa menjadi tempat yang aman bagi remaja untuk mengeksplorasi identitas mereka, belajar tentang norma-norma sosial, dan praktek otonomi mereka. Persahabatan yang sehat menyediakan dukungan sosial remaja untuk menangani beberapa tantangan remaja, dan juga dapat memberikan remaja dengan beberapa pengalaman yang paling positif. Banyak remaja melaporkan memiliki beberapa kenangan bahagia dan kebanyakan momen menyenangkan dengan rekan-rekan mereka, mungkin karena kepentingan bersama serta hubungan dekat.

Bentuk-Bentuk Peer group

Kelompok dalam peer group mengalami penggolongan lagi dan kelompok ini bisa beranggotakan besar maupun kecil sesuai dengan interaksi antar anggotanya. Penggolongan kelompok remaja (Hurlock, 1980):
a. Teman dekat

Remaja biasanya mempunyai dua atau tiga orang teman dekat, ayau sahabat karib. Mereka dalah sesama seks yang mempunyai minat dan kemampuan yang sama. Teman dekat saling mepengaruhi satu sama lain meskipun kadang-kadang juga bertengkar.

b. Kelompok kecil

Kelompok ini biasanya terdiri dari kelompok teman-teman dekat. Pada mulanya terdiri dari seks yang sama, tetapi kemudian meliputi kedua jenis seks.

c. Kelompok besar

Kelompok besar, yang terdiri dari beberapa kelompok kecil dan kelompok teman dekat, berkembang dengan meningkatnya minat akan pesta dan kencan. Karena kelompok ini besar, maka penyesuaian minat berkurang di antara anggota-anggotanya sehingga terdapat jarak sosial yang lebih besar di antara mereka.

d. Kelompok yang terorganisasi

Kelompok pemuda yang dibina oleh orang dewasa dibentuk oleh sekolah dan organisasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial para remaja yang tidak mempunyai klik atau kelompok besar. Banyak remaja yang mengikuti kelompok seperti itu merasa di atur dan berkurang minatnya ketika berusia enam belas atau tujuh belas tahun.

e. Kelompok geng

Remaja yang tidak termasuk klik atau kelompok besar dan merasa tidak puas dengan kelompok yang terorganisasi mungkin mengikuti kelompok geng. Anggota geng yang biasanya terdiri dari anak-anak sejenis dan minat utama mereka adalah untuk menghadapi penolakan teman-teman perilaku antisosial.

Ciri-ciri dukungan peer group

Mead dan MacNeil (2005)  menjelaskan ciri-ciri dukungan peer group sebagai berikut :

1. Dukungan peer group tidak selalu menganggap orientasi masalah. Terlepas dari kenyataan bahwa orang mungkin berkumpul hanya berbagi pengalaman tentang masalah kesehatan psikologis, percakapan tidak harus fokus pada pengalaman itu. Ada kepercayaan yang lebih dan keterbukaan dengan orang lain.

2. Penilaian dan evaluasi bukan bagian dari hubungan. Sebaliknya, orang berusaha untuk tanggung jawab bersama dan komunikasi yang memungkinkan mereka untuk mengekspresikan kebutuhan mereka satu sama lain tanpa ancaman atau paksaan.

3. Dukungan peer group mengasumsikan timbal balik penuh. Tidak ada peran pembantu statis. Meskipun ini mungkin tidak mengherankan, timbal balik adalah kunci untuk membangun hubungan yang alami

4. Dukungan peer group mengasumsikan evolusi sistemik sebagai lawan pemulihan individu dari masalah atau penyakit tertentu

5. Dukungan peer group membutuhkan orang-orang yang memikirkan kembali arti keselamatan. Tanggung jawab dari dukungan peer group membutuhkan orang untuk mengambil makna relasional dari keselamatan.

Aspek-aspek Peer group Support

Menurut Solomon, (2004) aspek-aspek peer group support adalah terdiri dari :
a. Dukungan emosional.
    Aspek ini mencakup menawarkan harga diri, lampiran, dan kepastian
b. Dukungan instrumental.
    Aspek ini mencakup menawarkan bahan barang dan jasa, dan
c. Dukungan informasi.
    Aspek ini mencakup menawarkan saran, bimbingan, dan umpan balik.

Peranan kelompok teman sebaya (peer group)

Yusuf (2002) menyatakan bahwa peranan kelompok teman sebaya bagi remaja adalah memberikan kesempatan untuk belajar tentang:
a. Bagaimana berinteraksi dengan orang lain
b. Mengontrol tingkah laku sosial
c. Mengembangkan keterampilan, dan minat yang relevan dengan usianya Saling bertukar perasaan
   dan masalah.

Yusuf (2002) menyatakan bahwa kelompok teman sebaya yang suasananya hangat, menarik, dan tidak eksploitatif dapat membantu remaja untuk memperoleh pemahaman tetang:
a. Konsep diri, masalah dan tujuan yang lebih jelas
b. Perasaan berharga
c. Perasaan optimis tentang masa depan
d. Membantu remaja untuk memahami identitas diri (jati diri)

Pengaruh peer group

Kelompok sebaya sangat berpengaruh terhadap perilaku dari remaja, ada yang berpengaruh positif maupun negatif. Menurut Santoso (1999), Pengaruh lain dari perkembangan suatu kelompok sebaya ada yang positif dan ada yang negatif.

a. Apabila individu dalam kehidupannya memiliki peer group maka mereka akan lebih siap
    menghadapi kehidupan yang akan datang.
b. Individu dapat mengembangkan rasa solidaritas antar kawan
c. Bila individu masuk dalam peer group, maka setiap anggota akan dapat membentuk masyarakat
    yang akan direncanakan sesuai dengan kebudayaan yang mereka anggap baik (dengan menyeleksi
    kebudayaan dari beberapa temannya).
d. Setiap anggota dapat berlatih memperoleh pengetahuan, kecakapan dan melatih  bakatnya.
e. Mendorong individu untuk bersikap mandiri.
f. Menyalurkan perasaan dan pendapat demi kemajuan kelompok.

a. Sulit menerima seseorang yang tidak mempunyai persamaan.
b. Tertutup bagi individu lain yang tidak termasuk anggota
c. Menimbulkan rasa iri antar anggota satu dengan yang lain yang tidak memiliki  kesamaan dengan
    dirinya.
d. Timbulnya persaingan antar anggota kelompok.
e. Timbulnya pertentangan antar kelompok sebaya yang satu dengan yang lain.  Misalnya: antara
    kelompok kaya dan kelompok miskin.

Menurut Havinghurst dalam Santoso (1999), Pengaruh perkembangan peer group  mengakibatkan munculnya in group dan out group dan adanya kelas­kelas sosial:
a. In dan Out Group

In group adalah teman sebaya dalam kelompok, sedangkan out group adalah teman  sebaya di luar kelompok. Contoh yang mudah mengenai in dan out group dapat dirasakan  dalam suatu kelas, di mana seorang siswa akan mempunyai teman akrab dan teman yang tidak  akrab (biasa). Teman yang akrab tersebut dinamakan in group dan teman yang tidak akrab  (biasa) dinamakan out group.

b. Adanya kelas­kelas sosial

 Pembentukan kelompok sebaya sering kali didasarkan atas persamaan status sosial ekonomi  seseorang, sehingga dapat dogolongkan atas kelompok kaya dan kelompok miskin. Biasanya  mereka yang miskin akan sulit diterima masuk dalam kelompok orang kaya.

Soetjiningsih dan Ranuh (2014) menyatakan bahwa kelompok teman sebaya dapat mempengaruhi untuk hal-hal yang tidak baik, seperti penyalahgunaan obat-obat terlarang, alkohol, merokok, geng motor, dan sebagainya.

Daftar Pustaka :

Yusuf, S. (2002). Psikologi Perkembangan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Guzman, & Maria, R.T.D. (2007). Friendships, Peer Influence, and Peer Pressure During the Teen Years: Extension Adolescent Specialist. United States: University of Nebraska–Lincoln. Di ambil pada tanggal 24 juni 2015 dari http://www.ianrpubs.unl.edu/live/g1751/build/g1751.pdf
Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Alih Bahasa oleh Istiwidayanti & Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.
Mead, S., & MacNeil, C. (2005). Peer Support: A Systemic Approach. New York: Sage Collage. Di ambil pada tanggal 26 mei 2015 dari http://www.intentionalpeersupport.org/wp-content/uploads/2014/02/Peer-Support_A-Systemic-Approach.pdf
Solomon, P. (2004). Peer Support Peer Provided Services Underlying Processes, Benefits, and Critical Ingredients. Psychiatric Rehabilitation Journal. http://www.parecovery.org/documents/Solomon_Peer_Support.pdf di akses pada tanggal 24 mei 2015
Santoso, S. (1999). Dinamika Kelompok. Jakarta : Bumi Aksara.
Soetjiningsih, & Ranuh, G. (2014). Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta: EGC, 2014.

terpadu imam syafi'iyyah

Terimakasih telah mengunjungi semoga informasi dari blog ini bisa bermanfaat

Facebook   Youtube   Google Yahoo  Microsoft 
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

1 Komentar